Anis Shofatun

Seorang guru sains di SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik Jawa Timur. Selama ini menyukai jelajah alam dan membaca buku-buku motivasi. Saat ini ingin belajar dan ber...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mungkinkah Bersekolah di Musim Corona

Mungkinkah Bersekolah di Musim Corona

Mungkinkah Bersekolah di Musim Corona?

Oleh Anis Shofatun

Bersekolah di musim corona menjadi bahan perdebatan yang menarik saat ini. Mengingat sebulan lagi, tepatnya tanggal 13 Juli memasuki tahun pelajaran baru 2020-2021. Informasi yang berkembang tentang berdamai dengan Corona dan kehidupan new normal memicu setiap lini harus merespon dengan cepat, termasuk bidang pendidikan.

Melansir dari Kompas.Com (19/5/2020), Berbagai negara telah membuka masa bersekolah setelah kasus Covid 19 mengalami penurunan. Diantaranya negara Swiss, Australia, Perancis, Shanghai dan sebagainya. Melihat pengalaman yang dijalankan negara-negara lainya di dunia itu, seperti Australia dan selandia Baru di buka tanggal 18/5/2020 dengan beragam persiapan dan strateginya guna tetap berupaya memutus rantai penyebaran virus Corona dan juga layanan pendidikan. Bagaimanakah dengan di negara Indonesia, Mungkinkah bersekolah kembali di musim pandemi Covid 19 ini?.

Kiranya Perlu mengkaji secara holistik dan komprehensif terkait hal ini. Jumlah kasus positif Corona Virus Disease (Covid 19) di Indonesia terus bertambah. Bahkan menunjukan grafik eksponensial. Data persebaran kasus Covid 19 yang terkonfirmasi semakin tinggi mencapai 25.216 dengan penambahan kasus baru sebanyak 678 kasus perhari ini, Jumat (29/5/2020). Sementara daerah Jakarta dan Jawa Timur menduduki peringkat teratas di Indonesia. Berbagai daerah yang lainya juga semakin bertambah daerah yang berubah beratatus merah. Maka jangan gegabah mengambil sikap. Perlu dipikirkan matang-matang dan berdiskusilah dengan para pakarnya.

Banyak hal yang harus dipertimbangkan bila membuka kembali masa bersekolah dalam waktu terdekat ini. Pertama, Keselamatan dan kesehatan siswa, guru, keluarga dan stakehokder lainnya menjadi suatu hal utama yang harus diperhitungkan. Anak-anak di sekolah dasar dan menengah memiliki kerentanan terhadap paparan virus juga, tidak hanya yang sudah lansia. Terlebih bila harus banyak beinteraksi dengan orang lain selama di perjalanan berangkat dan kepulangan sekolah. Saat belajar dengan teman, guru dan juga lingkungan sekolah, dan juga menjalankan aktivitas lainya di luar rumah. Perlu diingat Virus ini tidak memandang usia, tidak mengenal jabatan, gender dan lain sebagainya. Siapapun berpotensi terinfeksi oleh makhluk Allah yang mikron ini. Terlebih situasinya yang masih mencekam seperti saat ini.

Kedua, kesiapan sekolah terhadap layanan pendidikan dan strategi pembelajaranya. Memang guru, siswa dan orangtua mengalami situasi yang berbeda saat Learning from Home (Belajar dari rumah) dalam tiga bulan terakhir ini. Hal itu memaksa semua lini beradaptasi dengan ketidaknyamanan. Orangtua harus juga jadi guru dirumah. Siswa diharapkan lebih disiplin dan mandiri belajar. Begitupula guru harus bersiap dengan pola pengajaran yang serba digital dengan tetap menyenangkan. Semua itu terasa berat. Namun, dalam kondisi yang belum melandai seperti sekarang ini. Semua itu harus di pola dengan lebih menarik lagi.

Perlu tetap dipertimbangkan bila mau kembali menjalankan sistem secara offline dengan menghadirkan kembali siswa masuk ke sekolah. Sudah siapkah sekolah menjamin keselamatan dan kesehatan siswa, cukupkah fasilitas yang dipersiapkan untuk protokoler kesehatan dengan sejumlah siswa ratusan hingga ribuan bila hadir di sekolah. Yakinkah psikologi siswa, guru dan orangtua semakin damai dan tentram serta bahagia saat kembali ke sekolah. Takutnya justru malah stres, was was terus jantungnya dan khawati sepanjang masa sehingga justru menurunkan imunitas tubuh dan semangat belajar. Maka, pertimbangkan dengan baik semua kebijakan yang akan diambil.

Ketiga, sistem pembelajaran. Sebagian guru dan siswa sudah adaptif terhadap pembelajaran daring yang selama ini sudah dijalankan. Bahkan semakin mahir dan menghadirkan kenyamanan dan semakin produktif. Akan tetapi sebagian besar guru dan siswa dari berbagai daerah lainya ada yang belum bisa berjalan maksimal. Hal ini memang menghadirkan kekhawatiran akan membangun kecerdasan dan layanan pendidikan bagi siswa di Indonesia. Kerinduan guru dan siswa teramatlah memuncak bahkan tak terbendung. Akan tetapi dalam waktu dekat ini sebaiknya perlu bersabar dulu, kita masih bisa menjalankan secara virtual melalui Video conferen atau video call.

Siapkah guru dan sekolah menyajikan pembelajaran di era new normal ini?. Psikologi dan spiritual anak, adaptasi siswa, pengaturan jarak dan ruang siswa, durasi waktu belajar siswa, pemilihan muatan mata pelajaran yang diprioritaskan dan lainya. Hal itulah yang harus dipertimbangkan untuk mengatur sistem pembelajaran new normal saat ini. Agar sekali siswa hadir ke sekolah, mereka senang, puas dan peroleh sesuai kebutuhan siswa. Maka, tim kurikulum sekolah dan guru harus mengintegrasikan banyak hal untuk memfasilitasi layanan pendidikan bagi siswa. Agar siswa tetap sehat, damai dapat menyerap materi dengan baik dan tidak membosankan serta aman dari paparan virus corona.

Kehidupan memang harus terus dihadapi. Sementara belum ada kepastian kapan Pandemi Covid 19 ini akan berakhir. Pemulihan ekonomi dan beberapa ruang publik dan industri yang dibutuhkan bisa beroperasi dimasa sekarang. Semua dari kita juga harus bersiap dalam kehidupan di kesetimbangan baru (new normal), termasuk dunia pendidikan. Akan tetapi dalam kurun waktu satu-dua bulan ke depan ini butuh persiapan dulu. Khusus di dunai pendidikan, jika nanti situasi sudah dinyatakan aman bagi anak-anak usia sekolah dan kurva mulai menurun maka kembali ke sekolah bisa dibuka kembali. Maka perlu mengkaji dan berkonsultasi dengan berbagai pihak yang relevan untuk menghadirkan siswa kembali ke sekolah. Pakar epidemologi, dokter anak, ahli paru, pihak kementerian pendidikan dan sebagainya perlu duduk bersama. Agar orangtua dan masyarakat yakin dengan langkah yang pasti. Karena ini para generasi bangsa yang akan bertaruh.

Semoga bermanfaat dan terus semangat berikhtiar!

Kota Pudak

6 Syawal 1441H/ 29 Mei 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post